Mungkin Anda sudah mendengar bahwa metode email blast sudah tidak lagi efektif untuk audience yang ingin mendapat lebih dari perusahaan yang berbisnis dengan mereka.
Sebagai ganti dari email blast, subscriber menginginkan pesan yang relevan yang sesuai dengan unique interest dan kebutuhan mereka. Hal ini dibuktikan dalam studi Janrain, yang menunjukkan bahwa 74% dari online customer sangat terganggu ketika mereka menerima konten yang tidak berkaitan dengan interest mereka.
Kabar baiknya adalah personalisasi pesan dalam email marketing terbukti meningkatkan klik ke website. Email dengan kalimat subjek yang dipersonalisasi 26% lebih cenderung dibuka oleh customer.
Disini Anda akan mempelajari bagaimana cara mensegmentasi email list yang benar untuk mengirimkan pesan yang sangat relevan dan dimodifikasi sehingga dapat meningkatkan engagement dari subscriber Anda.
Tipe segmentasi & cara menggunakannya
Ada banyak segmentasi yang bisa Anda buat untuk menghasilkan informasi yang relevan dan disesuaikan untuk masing-masing subscriber email Anda, dan masing-masing segmentasi bisa digunakan untuk goal yang berbeda.
Kenapa segmentasi penting? Kita tahu selain relevansi konten, list segmentation penting dari sisi revenue. Data dari DMA menunjukkan bahwa email yang tersegmentasi dan tertarget menghasilkan 58% dari revenue email. Selain itu, riset dari Campaign Monitor menemukan bahwa marketer yang menggunakan segmented campaign mendapatkan peningkatan revenue sebanyak 760% – dan lebih dari 76% marketer mengatakan segmentasi basic merupakan bagian dari strategi email marketing mereka.
Berikut adalah list segmentasi email yang bisa Anda buat untuk meningkatkan click-throughs dalam campaign email.
- Lokasi Geografis: Jika Anda ingin mengirimkan pesan berdasarkan lokasi, buatlah segmentasi yang mengelompokkan subscriber dengan berbagai lokasi geografis.
Kegunaan: Segmentasi geografis mempromosikan informasi khusus terkait toko untuk lokasi toko retail, target market yang spesifik, dan bisa mengecualikan orang (diluar wilayah tertentu) dari pesan yang tidak relevan untuk mereka.
- Demografis: Jika Anda melakukan pemasaran untuk pria dan wanita dengan kelompok umur yang berbeda, Anda bisa menggunakan segmentasi untuk mengelompokkan subscriber ke dalam kategori yang lebih rapih. Anda bisa membuat segmentasi pria, segmentasi wanita, dan bahkan segmentasi berdasarkan rentang umur, seperti umur 18-21.
Kegunaan: Jika Anda memasarkan beragam produk yang berbeda, segmentasi ini akan membantu Anda menargetkan customer yang cenderung lebih tertarik dengan produk dan servis tertentu.
- Market: Segmentasi market bisa mengelompokkan subscriber berdasarkan tipe bisnis mereka.
Kegunaan: Anda pasti tidak mau mengirimkan email yang sama ke semua orang. Segmentasi market membantu Anda menyusun konten yang berbeda untuk berbagai industri.
- Past email activity: Anda juga bisa memisahkan subscriber berdasarkan past open atau click behaviour mereka dalam campaign email.
Kegunaan: Mempelajari open dan click-through behaviour dalam berbagai segmentasi akan membantu Anda menemukan link/content yang paling menarik bagi subscriber Anda untuk menghasilkan campaign yang lebih relevan.
- Workflow activity: Menggunakan segmentasi aktivitas workflow, Anda bisa berkomunikasi dengan subscriber menggunakan informasi workflow mereka (yang bisa diketahui dengan tanggal, tanggal berlangganan, kapan email dibuka, dll.)
Kegunaan: Jika Anda ingin meng-engage email subscriber Anda yang paling aktif atau customer yang berada di stage tertentu dalam marketing funnel, segmentasi ini bisa membantu Anda pinpoint customer yang sesuai dengan kriteria tersebut.
- Buyer Persona: Anda bisa membuat segmentasi custom yang membantu Anda menetapkan buyer persona mana yang sesuai dengan email subscriber Anda sehingga Anda bisa menyasar pain point mereka.
Kegunaan: Jika salah satu persona Anda seorang marketer wanita berumur 25-30, Anda bisa menggunakan segmentasi ini untuk membuat email campaign yang menargetkan interest mereka dengan menyelesaikan masalah terkait pekerjaan marketing mereka.
Itulah beberapa segmentasi yang bisa Anda buat untuk mengelompokkan subscriber Anda ke dalam kategori yang lebih rapih, tapi semoga, ide ini dapat memberi gambaran akan segmentasi apa yang relevan untuk objective email marketing Anda.
Selanjutnya, kita lihat bagaimana cara memulai proses segmentasi dengan pengumpulan data.
Mengumpulkan data subscriber
Proses segmentasi dimulai dari opt-in ketika seorang subscriber memasukkan informasi ke dalam form opt-in Anda. Langkah ini sangat penting, karena jika Anda tidak mengambil data yang tepat, Anda kehilangan kesempatan emas. Di sini Anda mulai mempelajari customer Anda – dari sini, Anda bisa menargetkan grup audience yang tepat, kemudian memodifikasi email dan tentu saja meningkatkan ROI.
Ada dua cara utama untuk Anda memulai segmentasi:
- Membiarkan subscriber melakukan self-segment dengan menggunakan list sign up yang terbagi-bagi.
- Golongkan existing subscriber di back-end dengan menggunakan subscriber data yang mereka berikan ketika sign up.
Dan Oshinky, Director of Newsletter di BuzzFeed, menyampaikan bahwa mereka melakukan segmentasi via metode #1: Dengan membuat berbagai list yang terpisah dengan opt-in unik, page-based untuk interest yang berbeda (seperti Cats, Food, Books, dll.), “Kami membiarkan orang-orang melakukan self-segment berdasarkan konten yang menarik bagi mereka.”
Jadi, jika seorang user mengunjungi page ‘Cats’ mereka, dia akan ditampilkan dengan form sign up untuk newsletter mengenai ‘Cats’.
Dengan membiarkan user melakukan self-segment melalui kategori opt-in yang berbeda, BuzzFeed kemudian mempromosikan list sub-categorial pada page tertentu (seperti Animals>This Week in Cats.)
Jika Anda menggunakan metode #2, agar bisa menyeleksi subscriber di back-end dengan benar, Anda perlu mengumpulkan berbagai informasi di opt-in. Tanpa informasi ini, Anda tidak memiliki data untuk membuat segmentasi.
Email sign up form Anda harus mencakup field yang mensegmentasi sebagai berikut:
- Nama
- Alamat
- Kode pos
- Usia
- Profesi/Industry
- Minat
Data field dalam email form sign up Anda bergantung pada apa goals yang ingin dicapai untuk setiap segmentasi yang berbeda, tapi pastikan untuk mengisi semua form field sehingga Anda bisa mengumpulkan informasi yang tepat.
Inilah form sign up dari TopShop yang dioptimasi untuk mendapatkan data segmentasi:
Kesimpulan
Dengan memanfaatkan list segmentation berarti Anda mengirimkan email campaign yang lebih relevan dan efektif yang menyampaikan informasi paling dibutuhkan oleh subscriber.
Cobalah beberapa segmentasi untuk subscriber Anda dan lihat mana yang hasilnya paling baik untuk organisasi Anda. Luangkan waktu untuk membuat atau mengoptimasi segmentasi Anda dan nantinya engagement audience Anda meningkat.
Sumber: Campaign Monitor
One thought on “Gunakan List Segmentation Untuk Meningkatkan Engagement Audience Email Marketing Anda”