Ketika berbicara tentang navigasi, kita seringkali mengikuti hal-hal teknis: “Pastikan Anda punya internal link di setiap page dalam situs Anda.” “Jangan taruh terlalu banyak pilihan navigasi pada sebuah page karena nantinya Anda punya internal link terlalu banyak.” “Masukan konten drop down link sebelum JavaScript agar terbaca oleh search engines.”
Pembuat website harus menaruh seluruh navigasi secara manual, mengumpulkan bits dan berbagai hal dari artikel yang berbeda di dalam web. Jadi, disini tidbits digabungkan, kemudian membuat panduan site navigation yang optimal untuk search engines (dan juga visitor, jangan pernah lupakan visitor Anda!).
Universal Navigation
Ketika visitor masuk ke situs Anda, Anda ingin mereka menemukan cara bagaimana menavigasi dengan cepat. Kebanyakan website memiliki strip navigasi di bagian atas setiap halaman yang sama semua, dengan link ke bagian utama situs tersebut. (beberapa situs seperti Amazon dan Smashing Magazine meletakkan ini di bagian kiri.) Situs Distilled terlihat seperti ini:
(Kalau tidak, Anda cukup lihat di bagian atas page ini)
Bagi search engines, navigasi tersebut terlihat seperti setiap page dalam situ Anda terhubung dengan top level pages tersebut. Internal linking menunjukkan pentingnya page yang berbeda dalam situs Anda, jadi page di universal navigation akan ter-ranking lebih baik daripada pages di navigational structure.
Kesalahan yang sering ditemui adalah situs membangun universal navigation mereka seperti tabel konten. Jika mereka memiliki struktur situs seperti ini:
Mereka akan membuat universal navigation yang terlihat seperti ini:
Products | Locations | Contact
Ingat, setiap link dalam universal navigation akan memiliki backlink dari setiap page dalam situs Anda. Link tersebut mengarahkan ke pages high-level, dan paling penting. Contohnya, universal navigation Amazon terhubung ke top departemen mereka:
Bagaimana Membangun Universal Navigation Anda
- Identifikasi mengapa visitor mengunjungi situs Anda. Anda mungkin sudah tahu apa yang diinginkan visitor, tapi periksa web analytics Anda:
- Search term apa yang digunakan visitor sebelum terhubung ke situs Anda? Keyword yang digunakan oleh visitor merupakan jawaban dari apa yang mereka cari sebelum meng-klik masuk ke situs Anda. Follow up untuk melihat page mana yang mereka kunjungi – apakah mereka menemukan yang mereka cari?
- Jika Anda melacak internal site search, search terms apa yang digunakan visitor ketika mereka berada dalam situs Anda? Rata-rata, hanya 10% visitor menggunakan site search. Jadi, asumsikan bahwa mayoritas orang hanya menggunakan site search jika mereka kesulitan menemukan produk yang diinginkan dengan navigasi Anda. Istilah apa yang dicari visitor? Apa Anda punya halaman tersebut? Atau tersembunyi?
- Pages apa yang mendapatkan traffic paling banyak? Jika Anda menginginkan page tersebut mendapatkan traffic terbanyak, selalu jadikan panduan ketika membuat struktur navigasi agar visitor mudah menemukan page tersebut. Jika page tersebut bukan page dengan conversion tinggi, arahkan visitor ke page yang serupa.
- Pages mana yang paling sering ditinggalkan visitor? Jika terdiri dari lokasi atau external informasi kontak, mungkin itu yang dicari oleh visitor Anda. Anda harus mencantumkannya di navigasi bagian atas.
- Pisahkan page produk atau page utama ke dalam kategori.
- Usability expert merekomendasikan “card sorting”: taruh porduk Anda dalam cards, letakkan di tempat yang rata sehingga Anda bisa melihat semuanya, dan kelompokkan produk yang serupa. Ada juga beberapa website yang bisa memilih cards tanpa menggunakan banyak tempat di lantai: https://www.optimalworkshop.com/optimalsort.htm dan https://uxpunk.com/websort/
- Selalu ingat bahwa sebuah produk bisa ada dalam dua kategori sekaligus.
- Tampilkan nama untuk setiap kategori
- Gunakan Google Adwords Keyword Tool atau keyword tool pilihan Anda dan lihat seberapa populernya kategori tersebut.
- Aktifkan toolbar SEOmoz dan cari keyword tersebut. Lihat siapa kompetitor potensial Anda.
- Temukan kategori yang tepat antara tingkat keyword popularity dan competition.
- Taruh kategori tersebut di universal navigation. Jika dijalankan di bagian atas, aturannya adalah membatasi hingga tujuh link. Jika ditaruh di bagian kiri, mungkin Anda bisa punya link lebih banyak, tapi saya tidak akan punya lebih dari dua puluh (Amazon menggunakan 16)
Menu Drop Down – Lakukan atau Jangan?
Menu drop down cukup umum digunakan dalam web, tapi banyak website yang membuat menu ini sehingga sulit terbaca oleh search engine atau sulit digunakan oleh visitor tertentu. Jika Anda memilih menggunakan menu drop down, selalu ingat bahwa:
- Menu drop down harus ada dalam HTML. Kalau tidak, search engine tidak bisa membaca menu tersebut. Anda bisa menggunakan CSS atau JavaScript untuk menyembunyikan drop down ketika page sudah terbuka.
- Berikan pilihan kepada visitor untuk tidak menggunakan drop down. Jika tidak menu drop down tidak bisa diakses untuk pengguna tablet atau siapapun yang tidak menggunakan mouse di Windows 8. Atau siapapun yang kesulitan membuat menunya tetap terbuka karena menggerakkan mousenya.
- Jangan masukkan link terlalu banyak. Ingat, semuanya dalam universal navigation merupakan link bagi setiap page dalam situs Anda. SEOmoz merekomendasikan maksimal 100 link per page.
Navigation Pages
Sebelumnya, saya meminta Anda memilih halaman kategori berdasarkan keyword popularity dan kompetisi. Navigation pages merupakan tempat terbaik untuk mentarget broad keyword yang tidak bisa Anda sasar di product page. Berikut cara terbaik menargetkan keyword pada navigation page:
- Gunakan keyword di page title
- Gunakan keyword di header
- Masukkan paragraf dengan 150-200 kata di bagian atas, menjelaskan apa yang Anda tawarkan di page tersebut (karena Anda membuat halaman ini sebagai landing page). Gunakan keyword dalam paragraf tersebut.
- Gunakan keyword dalam link yang terhubung ke produk/converting pages. (Tapi, jika terlihat konyol maka jangan masukkan keyword dalam link produk. Anda harus menentukan sendiri.)
Filters
- Berikan perintah untuk filter. Misalnya Anda memasang filter “size” untuk ditampilkan pertama, baru kemudian “price”. Jika seseorang mem-filter produk dengan penjualan terlebih dulu, URLnya akan berubah menjadi ?price=sale. Lalu, jika visitor menambahkan filter untuk pakaian size medium, filternya akan berubah jadi ?size=medium&price=sale.
- Pro: Pages yang di filter akan terindeks, dan Anda tidak akan membuat duplicate content.
- Con: Berdasarkan pada seberapa banyak filter yang Anda punya, Anda bisa membuat ribuan navigation pages, yang munkin menampilkan pilihan produk yang berbeda, tapi semuanya memiliki paragraf intro yang sama.
- Jangan index filter. Cara terbaik adalah dengan menaruh hashtag (#) sebelum parameter. Search engine hanya melihat teks URL sebelum tanda hashtag, jadi setiap traffic ke https://www.modcloth.com/shop/dresses#?size=M,6,8&price=13,523&sort=newest&page=1 akan terlihat mengarah ke https://www.modcloth.com/shop/dresses. Anda bisa mendapatkan hasil yang sama dengan menonaktifkan filter parameter tersebut dalam Google dan Bing Webmaster Tools.
- Pro: Link yang mengarah ke versi filtered atau unfiltered navigation page akan dihitung dalam Page Authority unfiltered navigation saja, sehingga lebih teranking.
- Con: Filter Anda tidak akan terindeks, jadi tidak bisa diperingkat. Dan lagi, jika Anda ingin filter Anda teranking, mungkin Anda harus membuat page kategori mereka sendiri.
Product Pages
Navigasi tidak hanya page kategori saja. Pada page produk/conversion, Anda ingin agar visitor bisa kembali ke navigation page sebelum mereka masuk ke page produk ini (vertical linking) dan berpindah ke page produk yang serupa (horizontal linking)
Vertical Linking: Breadcrumbs
Jika struktur navigasi di web bagus, breadcrumbs jarang digunakan oleh visitor, karena mereka cenderung tersimpan di antara navigasi bagian atas dan konten di page produk. Tapi breadcrumb merupakan cara termudah untuk menunjukkan kepada visitor dan search engine di mana page produk cocok dengan keseluruhan bangunan situs Anda. Sebagai bonus, Google terkadang akan menampilkan breadcrumb Anda daripada URL, yang terlihat lebih clean dan memberi sedikit cuplikan struktur situs Anda di page search engine result kepada visitor. Ketika breadcrumb dijalankan, biasanya mereka berada di antara navigasi bagian atas dan detail produk:
Breadcrumb tidak harus terlihat seperti breadcrumb. Pages produk akan sering mengulang kategori produk yang sedang dikunjungi pada page produk: Anda bisa mengubahnya menjadi link ke navigation pages untuk membuat breadcrumb yang lebih natural. Contohnya, pohon natal Balsam Hill memasukkan semua daftar koleksi yang sedang dikunjungi pada bagian atas page. Collection merupakan link ke navigation page koleksi produk.
Breadcrumbs yang disembunyikan sebagai link seperti ini tidak akan terlihat oleh search engine sebagai breadcrumbs, tapi mereka akan meningkatkan backlink ke navigation pages, yang akan mendukung hirarki situs.
Horizontal Linking: Links to Related Products
Seberapa sering YouTube membujuk Anda terus menonton video dengan kolom related videos yang terletak di sidebar? Berapa banyak produk yang sudah Anda beli karena Amazon merekomendasikan produk tersebut? Diluar kemampuan Anda melakukan upsell, horizontal links membuat produk membagikan Page Authority mereka dengan produk lainnya, daripada menunjuk semua internal links menuju navigation page Anda.
Apapun yang Anda Lakukan, TES
Setelah mengikuti rekomendasi SEO di atas atau yang manapun tentang navigasi, selalu pastikan bahwa Anda melakukan tes usability untuk memastikan bahwa visitor bisa menemukan apa yang mereka butuhkan, dan cek index situs Anda di Google Webmaster Tools untuk meyakinkan bahwa Googlebot bisa meng-crawl navigasi Anda. Kita bisa saja terus menyebutkan saran-saran umum untuk situs Anda, tapi apa yang paling penting adalah hal apa yang paling sesuai dan berhasil untuk situs Anda, jadi terus coba dan tes!
Sumber: distilled