Kesalahan SEO Menahun : Tidak Belajar, Tidak Compare

SEO tentu tidak semudah social media, kalau social media, kita gampang banget melihat kompetitor kita punya follower 2x lebih banyak dari kita, postingan foto dan videonya kompetitor bagus-bagus, maka mari kita tingkatkan resource untuk socmed, cari intern untuk nari di Tiktok sehari 5x, Instagram sehari 5x juga.

Gampang.

Bagaimana dengan website ?

Anda punya website, Anda isi konten karena katanya konten itu penting. Udah.

Anda tidak tahu berapa traffic yang didapat kompetitor Anda.

Anda tidak tahu keyword penting yang didapat kompetitor dan menghasilkan konversi baik itu ke partnership, ads, sales, atau konversi lainnya.

Mungkin memang sudah saatnya google didisrupsi ya?

Setahun terakhir saya terkaget-kaget melihat banyak perusahaan melakukan kesalahan menahun, termasuk perusahaan go public, kadang karena mereka tidak punya orang yang mengerti SEO, atau orang SEO (yang dikira jago) ternyata terlalu junior.

 

Karyawan SEO terlalu Junior

Ini problem karena bos tidak tahu SEO sama sekali, mungkin saja menghire karyawan yang baru lulus dari bootcamp 5-10 juta. Karyawan seperti ini biasanya melakukan komparasi dengan mudah tanpa memiliki pengalaman mengeksekusinya sendiri, misalnya  bilang “bikin blog di subdomain aja, Detik saja melakukannya kok”, “konten artikel 400 kata bisa teranking kok, di Kompas.com banyak kok”, karyawan baru lulus bootcamp biasanya tidak tahu hubungan ceteris paribus (semua faktor dianggap sama) dan SEO.

 

Tidak pernah mengcompare, tidak tahu caranya

Di sosmed, mudah mengcompare.

Di SEO (website) kita tidak mudah untuk tahu jika kompetitor kita yang lebih muda 4 tahun umurnya dari kita, dengan budget cuma 5% dari kita, bisa punya traffic organic 10x lipat lebih besar dari kita (ini kenyataan, bukan angka kira-kira).

Setahun terakhir saya melihat 5 website perusahaan media (juga content commerce, content marketing), yang banyak mengisi konten (juga sangat banyak mengisi konten) cuma memenuhi 5-15% dari potensinya karena hal ini. Bahkan website agency SEO sekalipun karena tidak memiliki SEO specialist di teamnya (ini juga berarti untuk membangun bisnis yang sehat sebenarnya Anda tidak perlu punya kemampuan teknis yang mendalam di suatu bidang lol).

 

Tidak melakukan rank tracking

Rank tracking biasa dilakukan untuk keyword yang penting untuk bisnis Anda,

  1. Search volume besar dan sangat relevan dengan bisnis Anda.
  2. Memiliki potensi konversi besar (apapun bentuk konversinya) baik itu sales atau non sales

Ranking keyword berarti traffic anda lebih besar, yang merupakan KPI no 1 dari SEO. Mungkin ada yang bilang yang penting konten banyak, tapi konten banyak kalau tidak ada traffic ya gimana, bisa bisa cuma jadi beban workload dan beban biaya server.

 

Tidak menguasai technical SEO

Kebanyakan orang SEO junior mengusai SEO dari membuat artikel, membangun backlink dari website yang sudah jadi dan mungkin saja kebetulan websitenya benar, jadi mereka tidak terlatih menemukan permasalahan dari suatu website, mungkin juga tidak pernah melakukan audit website baik dengan mata telanjang atau dengan berbagai tool yang ada.

Sebagai orang SEO berpengalaman, kadang saya merasa jadi rada-rada overthinking karena banyak faktor-faktor SEO yang terasa kecil, tetapi utk yang punya pengalaman, ini berefek besar.

Contoh di bawah ini, lihat di URL tidak ada keywordnya. Dalam pengalaman saya, memperbaiki URL ini bisa berdampak kenaikan traffic 10x lipat dalam 3 bulan dan membantu jadi website dengan traffic terbesar di nichenya.

kesalahan SEO

 

Ini jadi problem ketika mereka kerja di website yang punya permasalahan, mengira semuanya baik, ternyata tidak pakai schema, atau schemanya salah, ternyata link yang ada di page, kalau di klik kanan-view page source tidak muncul linknya di dalam coding, dan banyak lainnya. Lebih parah lagi, sudah dikasih tahu tapi jawabnya “ini gak ngefek kok”

artikel ini blm kelar. lol

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *