Ketika membahas ecommerce, satu-satunya cara agar orang lain mengetahui startup Anda adalah melalui marketing. Tanpa lokasi brick and mortar (transaksi offline), tidak ada traffic offline, tidak ada yang mampir dan tidak ada signage (papan informasi). Orang-orang harus secara sengaja “didorong” ke situs Anda – tidak ada orang yang menggunakan internet secara kebetulan mengunjungi situs Anda.
Perusahaan e-commerce tidak hanya bersaing dengan brand kecil, tapi juga raksasa seperti Amazon, eBay dan Alibaba.com. Jadi, keberhasilan sebuah startup seringkali bergantung pada kemampuannya dalam mengelola market dan brand. Online retailer bisa mendapatkan customer mengunjungi situsnya melalui berbagai marketing channel.
Tahun lalu, Choxi (dulunya NoMoreRack.com) menggunakan media sosila untuk menghasilkan 35% traffic dalam sebulan, mendapatkan penjualan dua kali lipat, sebanyak $100 juta. Perusahaan tersebut juga menghabiskan banyak biaya untuk paid search dan rata-rata mengirimkan sekitar 67 email dalam sebulan.
Yang ingin disampaikan adalah bahwa perusahaan tidak akan bertahan tanpa strategi marketing yang menjangkau beragam. Perusahaan ecommerce yang ingin berhasil harus menerapkan beberapa strategi berikut:
1. Dapatkan testimonial di Facebook
Dengan rata-rata ROI sekitar 152%, Facebook Ads merupakan channel nomor satu untuk mendorong penjualan ecommerce. Brand yang menjual apapun, mulai dari akesoris rambut hingga perhiasan, tidak hanya menemukan market di Facebook, tetapi mereka juga menerima return hingga 700% dari biaya ads yang dihabiskan.
Tapi dalam Facebook marketing, melakukan test adalah kuncinya – jadi strategi ini dimulai dengan menjalankan berbagai test. Contohnya, jika Anda menjual baju olahraga di Tangerang, jangan hanya menargetkan orang-orang yang suka berolahraga di kota tersebut; gali juga buyer personas mereka dan test semua target interest potensialnya.
Untuk mengurangi pengeluaran ads Anda, kualifikasikan leads. Klik karena rasa penasaran tidak masalah, tapi hal ini hanya akan meningkatkan cost, tanpa ada return. Lebih baik cantumkan harga dan sebutkan juga metode pembayaran, dan jangan takut untuk menggunakan kalimat urgensi seperti “waktu terbatas,” “beli sekarang” atau “kesempatan terakhir.” Fear of missing out (FOMO) atau ‘rasa takut akan kehilangan’ memang ada, dan ini bisa menguntungkan Anda.
Ketika melakukan test, fokus di scalability. Orang biasanya tidak hanya meng-klik lalu beli, jadi mungkin Anda tidak langsung mendapatkan conversion. Berikan waktu, bersabar, dan terus lakukan test.
2. Pilih influencer (yang tepat)
Word-of-celebrity mouth – atau influencer marketing – menghasilkan penjualan dua kali lipat dari paid ads karena orang-orang lebih percaya orang lain daripada ads. Tentu saja, Anda bisa salah paham disini: tujuan influencer marketing bukan direct sales; tapi menampilkan konten yang bagus untuk memperkuat brand Anda.
Yang terpenting adalah Anda memilih influencer yang tepat. Jika seseorang tidak secara aktif menggunakan produk Anda, jangan pilih dia untuk mewakili produk Anda. Target demografis Anda akan merasa tertipu, dan akan berdampak buruk untuk brand Anda. pantau semua konten terkait brand Anda untuk memastikan bahwa influencer yang dipilih mengirimkan pesan yang tepat.
3. Email promosi
Inilah rahasia yang Anda tidak ketahui: 44% customer meng-klik email promosi dan akhirnya melakukan transaksi.
Ketika mengirimkan email, jadwalkan 4 email untuk dikirimkan dalam bulan pertama setelah customer sign up untuk newsletter Anda. Pilih 4 alasan utama mengapa konsumen harus menyukai dan membeli produk Anda, dan buatlah masing-masing satu email. Customer melakukan sign up karena suatu alasan, jadi gunakan email untuk mengingatkan mereka.
Setelah itu, kirimkan email berdasarkan keputusan pembelian, shopping cart yang diabaikan atau lama waktu meninggalkan situs. Buat email yang lucu, membantu dan selalu menarik.
4. Retargeting
Jangan menggunakan retargeting Untuk mendorong direct sales. Customer sudah menemukan brand Anda dan tahu apa yang Anda jual; sekarang, Anda perlu membangun value proposition. 70% pengguna internet cenderung akan melakukan pembelian setelah menerima targerted ads, jadi pastikan Anda menggunakan strategi ini dengan bijak.
Untuk lebih fokus dengan sisi branding, gunakan segmentasi unik dalam retargeted ads Anda, untuk meningkatkan emotional appeal dan value. Misalnya, jika visitor tertentu menghabiskan banyak waktu di page About Us Anda, coba retargeting mereka dengan sebuah ads yang menawarkan konsultasi one-on-one dengan CEO. Jika mereka beralih ke halaman produk Anda, tawarkan diskon untuk item tertentu.
Sedangkan untuk Facebook Ads, banyak lakukan A/B test. Setelah mengetahui apa yang disukai oleh tiap audience, gandakan effort Anda untuk grup audience tersebut, jika diperlukan lakukan pivot, dengan grup lain.
Inilah saat yang tepat untuk membuat perusahaan ecommerce. Pengguna online sangat tinggi, dan mereka nyaman berbelanja secara online. Tapi ini juga saat yang menantang: dengan kompetisi yang tinggi, Anda tidak bisa hanya mengandalkan website dan berharap orang-orang akan mengunjungi bisnis Anda.
Justru, Anda harus menerapkan beberapa channel untuk meningkatkan aktivitas marketing Anda dan mendapatkan hasil yang diinginkan.
Sumber : entrepreneur.com
Baca Juga
Meningkatkan Omzet Toko Online : 4 Cara Meningkatkan Strategi Customer Retention Ecommerce Anda
Sebab-sebab Mengapa Ecommerce / Toko Online Bangkrut
5 thoughts on “Tingkatkan Penjualan Ecommerce Anda dengan 4 Strategi Marketing Ini”