Customer lifetime value (CLV) adalah prediksi nilai total dari seorang pelanggan selama ia masih aktif di bisnis kamu di masa depan.
Past customer value (PCV) adalah jumlah nilai yang sudah diberi oleh pelanggan di masa lalu.
Kamu sedang membaca buattokoonline.id, website yang siap menemani kamu memahami berbagai pengetahuan penting soal bisnis online. Di artikel ini, kita akan membahas dua istilah yang kadang bikin bingung: customer lifetime value (CLV) dan past customer value (PCV). Penjelasan ini penting supaya kamu tahu mana metrik yang benar dalam menilai pelangganmu.
Mengenal Customer Lifetime Value (CLV) dan Past Customer Value (PCV)
CLV itu seperti melihat ke depan—kira-kira mereka akan belanja berapa banyak lagi.
PCV itu seperti melihat ke belakang—sudah berapa banyak mereka belanja di tempat kamu sampai saat ini.
Contoh supaya Lebih Jelas
Bayangkan ada pelanggan bernama Tom. Tahun lalu, Tom sudah belanja empat kali, tiap kali Rp100.000.
-
PCV Tom saat ini: Rp100.000 x 4 = Rp400.000
-
CLV Tom, jika diprediksi dia akan belanja empat kali lagi di tahun depan, berarti CLV-nya tambah Rp400.000
Jadi, total potensi nilai Tom buat bisnis kamu adalah PCV (nilai masa lalu) + prediksi CLV (nilai masa depan).
Bagaimana Cara Menentukan Berapa Lama Pelanggan Akan Aktif?
Realitanya, tidak ada model yang 100% bisa memprediksi berapa lama pelanggan akan aktif.
Setiap bisnis bisa saja punya perhitungan berbeda.
-
Di bisnis yang pelanggan sangat loyal, seperti kopi atau minimarket, waktu hidup pelanggan lebih lama, mungkin bisa 5–10 tahun.
-
Di bisnis yang persaingannya ketat, masa aktif pelanggan mungkin cuma 1 tahun.
Kamu bisa pakai data rata-rata di industrimu untuk memperkirakan berapa lama pelanggan akan aktif.
Peran Penting PCV untuk Prediksi CLV
PCV memang bukan indikator utama, tapi tetap penting.
Nilai masa lalu (PCV) biasanya bisa digunakan untuk memprediksi nilai masa depan (CLV), apalagi kalau pelanggan itu memang rutin membeli.
Daripada hanya menebak lewat data demografi atau hobi pelanggan, melihat riwayat pembelian (PCV) jauh lebih akurat untuk menentukan,
-
Apakah pelanggan termasuk loyal?
-
Apakah ada kemungkinan mereka belanja lagi?
-
Bagaimana strategi untuk menjaga mereka tetap aktif?
Kenapa Harus Memahami Beda CLV dan PCV?
Banyak pemilik bisnis yang salah fokus. Mereka hanya lihat omzet masa lalu (PCV), padahal yang lebih penting adalah potensi masa depan (CLV).
Dengan tahu bedanya:
-
Kamu bisa membuat prediksi bisnis yang lebih realistis
-
Fokus ke strategi mempertahankan pelanggan
-
Menyesuaikan anggaran promosi agar tidak sekadar ramai di awal, tapi benar-benar membangun loyalitas jangka panjang
Langkah yang Bisa Kamu Coba
Biar makin paham cara pakai kedua metrik ini, kamu bisa mencoba:
-
Buat daftar pembelian semua pelanggan untuk menghitung PCV
-
Prediksi kebiasaan belanja mereka ke depan sebagai CLV
-
Gabungkan kedua data untuk strategi pemasaran: pelanggan dengan PCV tinggi biasanya layak diberi perhatian lebih (promo atau program loyalti khusus)
Dengan teknik ini, kamu bisa mengelola bisnis online lebih efisien dan tidak lagi menghabiskan uang untuk strategi tanpa hasil.
Penutup
PCV dan CLV adalah dua cara melihat pelanggan dari sisi yang berbeda: nilai masa lalu dan prediksi nilai masa depan.
Kamu bisa meningkatkan kualitas bisnis jika sudah tahu cara menghitung dan memakainya tepat.
Selalu kunjungi buattokoonline.id untuk belajar pengetahuan bisnis online yang mudah diterapkan. Website ini siap membantu kamu menambah wawasan dan strategi supaya usaha makin berkembang.