Sejauh mana Anda telah menelusuri performa campaign Anda? Apakah sebatas setting default dari Google Analytics? Ini saatnya Anda mempelajari lebih!
Ketika mempunyai sebuah bisnis online, tentunya kita ingin tahu persis setiap hal yang terjadi dengan bisnis kita. Karena melacak (tracking) segala hal adalah kunci dari growth yang tinggi, ini telah dibuktikan oleh orang-orang hebat di dunia e-commerce & startup. Salah satunya Willix Halim, VP of Growth dari Freelancer.com, dimana dasar dari growth-nya adalah data. Mereka melacak ribuan data setiap harinya dan mencari celah untuk melakukan growth dari sana, itu telah menjadi makanan sehari-harinya.
Jika berbicara tentang marketing campaign dari startup atau toko online kita. Tentunya akan sangat baik jika kita tahu persis iklan mana yang paling menguntungkan untuk kita. Misalnya Anda mengalami kasus seperti ini :
Anda melakukan usaha-usaha marketing dengan 3 channel : Memasang banner, membuat artikel di blog, kemudian Facebook Page. Melihat Google Analytics, Anda tahu bahwa ada 10.000 pengunjung yang datang selama 3 hari sejak Anda menggunakan channel tersebut. Lalu, channel manakah yang mendatangkan traffic paling besar? Apakah dari banner atau ternyata malah 9.000 pengunjungnya dari Facebook Page Anda yang tanpa biaya?
Untuk melacaknya Anda perlu mempelajari UTM parameters atau URL tags. Caranya simple, hanya menambahkan kode tracking pada setiap URL Anda dan sedikit men-setting di Google Analytics. Sudahkah Anda mengaktifkan Google Analytics untuk website Anda? Jika belum, Anda perlu mengaktifkan Google Analytics untuk website Anda terlebih dahulu.
Selanjutnya, ikuti langkah-langkah ini :
1. Modifikasi URL
Pertama, Anda harus membuat sebuah custom URL, yaitu URL yang telah ditambahkan kode tracking di belakangnya. Coba lihat contoh custom URL dibawah ini :
http://startupbisnis.com/beberapa-kalimat-tentang-hard-work-yang-tidak-bisa-saya-lupakan/?utm_campaign=utm-research&utm_medium=fanpage&utm_source=facebook&utm_content=hardwork
UTM tags dimulai dari tanda “?”, kemudian setelah itu adalah kode-kode UTMnya yang dipisahkan oleh tanda “&”. Tujuan dari kode itu adalah untuk dibaca oleh Google Analytics. Jadi ketika seseorang membuka link tersebut, maka akan tercatat otomatis di Google Analytics berdasarkan kode-kode utm.
Dalam best practice-nya, ada 5 UTM tags yang dipakai :
- utm_source (harus diisi) : sumber traffic, misalnya search engine, newsletter, facebook, dan sejenisnya
- utm_medium (harus diisi) : sarana marketing yang dipakai, misalnya email, banner, cpc, dan sejenisnya
- utm_campaign (harus diisi) : campaign yang sedang Anda lakukan pada iklan ini
- utm_term : keyword yang Anda pakai (dipakai ketika Anda menggunakan AdWords)
- utm_content : untuk membedakan iklan yang satu dengan yang lainnya
Jadi, jika Anda membuka link tersebut, akan tercatat di Google Analytics sebuah traffic yang berasal dari :
Campaign : utm-research
Medium : fanpage
Source : facebook
Content : hardwork
Atau dapat dibaca, pengunjung datang melalui fanspage di Facebook konten tentang hardwork dan merupakan campaign utm-research
Cara Membuat Custom URL
Caranya sangat simple, dengan mengetik manual saja Anda dapat membuat sebuah Custom URL. Namun, untuk mempermudah, Anda dapat menggunakan 2 tools ini :
- Google URL Builder
- Rafflecopter Link Tagging Tool
Misalnya Anda adalah admin dari Startupbisnis.com. Lalu Anda akan mempromosikan artikel ini :http://startupbisnis.com/beberapa-kalimat-tentang-hard-work-yang-tidak-bisa-saya-lupakan/
Anda akan menggunakan 3 channel : Facebook Fanpage, Facebook Ads, dan Twitter
Kemudian Anda ingin tahu dari ketiga channel tersebut, mana yang membawa traffic paling banyak untuk Startupbisnis? Apakah iklan facebook, twitter, ataukah fanpage ? Maka, Anda akan membuat total 3 custom link untuk melacak masing-masing channel. Caranya :
- Membuat custom URL dengan Google URL Builder, contoh pengisian kolomnya adalah seperti ini :
2. Setelah selesai, klik “Submit” dan Anda akan menemukan link yang telah disertai dengan UTM tags. Link yang baru Anda buat akan disebarkan melalui Facebook Fan page, karena Anda baru saja membuat linknya dengan utm_source “facebook” dan utm_medium “fanpage”, artinya Anda ingin melacak traffic yang datang dari Facebook Fan Page.
Anda baru saja membuat 1 custom URL, artinya Anda dapat mengulangi langkah 1 dan 2 kembali untuk membuat sisa URL yang dibutuhkan, yaitu untuk traffic yang datang dari tweet di twitter dan facebook ads.
Akhirnya, Anda akan mempunyai total 3 URL seperti ini :
Beberapa Kalimat Tentang ‘Hard Work” yang Tidak Bisa Saya Lupakan
Beberapa Kalimat Tentang ‘Hard Work” yang Tidak Bisa Saya Lupakan
Beberapa Kalimat Tentang ‘Hard Work” yang Tidak Bisa Saya Lupakan
Lalu, Anda akan memposting di fanpage dengan URL yang pertama, beriklan di Facebook dengan URL yang kedua, dan tweet dengan URL yang ketiga.
2. Melacak Traffic Melalui Google Analytics
Langkah selanjutnya adalah membandingkan traffic yang datang dari ketiga Channel tersebut. Caranya :
- Masuklah ke Dashboard Google Analytics untuk website Anda
- Disebelah kiri, Anda dapat menemukan submenu “Overview” pada menu “Audience”
4. Buatlah Segment baru dengan mengklik tombol “New Segment”
5. Pilihlah “Conditions”. Secara default, Anda akan menemukan sebuah kolom filtering berdasarkan “Ad Content”, atau dengan kata lain sebuah segmen berdasarkan kode “utm_content”.
6. Pada contoh kasus, kita menggunakan 4 kriteria : Content, Medium, Source, Campaign. Jadi, kita akan membutuhkan 4 kolom untuk masing-masing kriteria tersebut. Maka, klik “Add Filter”, lalu gantilah “Ad Content” pada kolom 2 menjadi “Medium”
7. Ulangi langkah ke-6 hingga Anda memiliki 4 kolom untuk masing-masing kriteria. Lalu, isilah masing-masing kolom sesuai kode utm yang telah dibuat. Misalnya, Anda ingin melacak traffic dari Facebook Fanpage untuk campaign UTM-Research dan konten tentang hardwork. Maka, Anda akan mengisi kolom-kolom tersebut seperti ini :
8. Setelah selesai, beri nama untuk segmen baru Anda, lalu simpan dengan meng-klik “Save”
9. Hore! Kita telah berhasil melacak traffic yang datang dari konten Hardwork di Facebook Fanpage!
Insight – Memanfaatkan UTM tags
Sekarang Anda telah bisa melacak sumber traffic dari sebuah channel dan konten yang spesifik. Lalu, apa insight yang dapat kita peroleh dari teknik ini?
Pada contoh kasus tersebut, kita menyebarkan URL melalui 3 channel : Facebook Fanpage, Twitter, dan Facebook Ads. Kita telah melihat bagaimana traffic dari Facebook Fanpage, namun kita tidak akan berhenti di sana. Selanjutnya, kita dapat membandingkan ketiga sumber traffic sekaligus. Hasilnya adalah seperti ini :
Garis biru adalah traffic dari FB Fanpage, garis berwarna orange berasal dari iklan Facebook CPC, garis hijau dari iklan Facebook CPM, sedangkan yang berwarna ungu berasal dari Twitter. Dengan melakukan teknik ini, kita dapat mengetahui bahwa ternyata traffic yang datang dari Facebook Fanpage StartupBisnis ternyata jauh lebih besar daripada channel lainnya.
Ini adalah insight yang sangat bermanfaat bagi kita. Dengan mengetahui bahwa traffic terbesar datang dari Facebook Fanpage, maka kita dapat memprioritaskan untuk mengembangkan Facebook Fanpage StartupBisnis dibandingkan dengan akun Twitternya.
Lalu, traffic yang datang dari iklan Facebook ternyata cukup kecil. Kami menggunakan setting Audience seperti ini :
Jenis Bidding kami bagi menjadi 2 : CPC dan CPM. Budget yang telah dihabiskan sekitar Rp 20.000. Ternyata hanya mendatangkan total sekitar 75 kunjungan. Selain itu, traffic yang berasal dari iklan ternyata kualitasnya juga kurang baik, karena berdasarkan statistiknya, rata-rata pengunjung menghabiskan waktu di bawah satu menit untuk traffic yang berasal dari iklan, sedangkan dari Twitter dan Fanpage rata-rata lebih dari satu menit. Bounce rate pengunjung yang berasal dari iklan juga lebih tinggi dibandingkan Fanpage dan Twitter. Maka, sebaiknya kita mencari alternatif lain yang dapat digunakan sebagai sumber traffic, karena tidak bisa jika hanya mengandalkan iklan Facebook. Anda dapat melihat datanya yang berasal dari Google Analytics pada gambar ini :
Catatan
Kesimpulan-kesimpulan tersebut hanya diambil berdasarkan data pada studi kasus ini. Namun, belum tentu akurasinya tinggi dan perlu di ingat bahwa pada jenis bisnis yang berbeda, resultnya juga dapat berbeda. Akan lebih baik jika test atau eksperimen tidak dilakukan hanya satu kali, namun beberapa kali untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih akurat.
Mengelola Banyak UTM Sekaligus
Dengan contoh kasus simpel ini saja, kita membutuhkan 4 custom URL berbeda. Bagaimana jika kita harus melacak banyak data? Tentunya akan repot juga jika kita hanya mengandalkan Google URL Builder. Karena, setelah membuat custom URL, kita harus mencatatnya kembali supaya tidak lupa.
Kabar baiknya, Anda dapat menggunakan Tools dari Rafflecopter untuk memudahkan Anda mengelola utm tags. Anda dapat mendownloadnya di sini
Ini adalah tools simple yang dibuat menggunakan formula di Microsoft Excel. Tampilannya seperti ini :
Tools ini akan sangat memudahkan Anda mengelola UTM tags. Cukup dengan mengisi masing-masing kolom seperti ketika menggunakan Google URL Builder, kemudian custom URL Anda akan langsung tersedia di kolom “Tagged URL”.
Kelebihannya, disini Anda membuat custom URL sekaligus mencatatnya di Excel, jadi Anda tahu campaign apa saja yang Anda buat, pada source dan medium apa, dan sebagainya. Jadi, Anda tidak perlu dua kali jalan untuk mengelolanya.
Pakai cara ini pasti lebih akurat analisa data untuk beberapa campaign di Facebook. Artikelnya keren sekali kak!