Buattokoonline.id Workshop : How To Drive Your Startup Growth by Kevin Osmond (Founder Printerous)

Kevin Osmond di event buattokoonlineid 21 Jan 2016

Kevin Osmond adalah seorang serial internet entrepreneur yang telah berkecimpung dalam dunia startup dalam lima tahun terakhir. Beberapa perusahaan yang telah dibangun oleh Kevin adalah seperti FIMELA, Bouncity, Tiket, Weekend Inc, dan yang terbaru ini adalah Printerous.

Bisnis yang digeluti saat ini terinspirasi dari kesulitan orang-orang dalam melakukan proses design hingga percetakan. Printerous menyediakan kemudahan untuk membuat design layout dari produk-produk tertentu, seperti phone case, tote bag, t-shirt, photobook, notebook, dan greeting card. Warna, motif, ataupun gambar produk telah disediakan dari Printerous, sehingga Anda tidak memerlukan lagi photoshop atau editor lainnya untuk membuat design produk sendiri, terutama bagi orang yang awam dengan software design. Printerous juga bekerja sama dengan para seniman lokal dengan membayar hasil karya mereka untuk dijadikan desain-desain produk mereka.

Dengan berbekal pengalaman dan kemampuannya sebagai pemain industri teknologi, Kevin membagikan tipsnya untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis startup Anda. Dalam sesi sharing ecommerce pada acara Buattokoonline.id pada 21 Januari 2016, Kevin mengatakan bahwa pertumbuhan dapat dicapai dengan belajar. Salah satu sarana belajar adalah dengan mengikuti event, seperti seminar dan workshop. Pada saat mengikut event, selain mendapatkan ilmu dari pembicara Anda juga bisa bertukar ilmu dengan peserta lainnya, dengan cara mengobrol dan bertukar pikiran. Sangat disayangkan jika Anda hanya menghadiri event tanpa melakukan networking, padahal Anda bisa saja menemukan potential partner bisnis di sana. Menjalankan bisnis dan networking harus berjalan seiringan secara seimbang.

Kevin melihat adanya sebuah konsep pyramid dalam sebuah startup yang dimulai dari Product/Market Fit (PMF), Transition to Growth, dan Growth.

the pyramid of business growth

PMF adalah ketika produk Anda, baik produk maupun strateginya sudah sesuai dengan target market yang dituju. Misalnya GoJek, didirikan pada tahun 2010 tapi baru booming pada tahun 2015. Kenapa begitu? Sebagai pengguna GoJek, Kevin mengungkapkan bahwa sistem pemesanan GoJek awalnya berbasis SMS. Kemudian tidak lama GoJek melaunching mobile app, sementara pengendara ojek juga semakin bertambah. Kehadiran mobile app mempermudah user dalam mengakses GoJek, hal ini membuat produk semakin bagus karena dapat memenuhi kebutuhan dari sisi demand dan supply, yakni user dan pengendara ojek. Dengan demikian, GoJek telah menemukan PMF-nya ketika menyadari bahwa sistem pemesanan SMS tidak tepat. Ketika menemukan PMF, perubahan dan pertumbuhan yang dialami oleh setiap bisnis akan berbeda, karena tidak ada rumus untuk melakukan PMF.

Setelah terjadi pertumbuhan yang scalable, Anda harus mempersiapkan diri untuk melewati tahapan dari Transition to Growth menuju Growth. Sebelum mempertanyakan mengapa bisnis Anda tidak bertumbuh, pastikan dulu bahwa Anda telah melewati tahap yang paling pertama yakni PMF. Mungkin saja masalah pertumbuhan bisnis Anda bukan terletak pada strategi marketing, melainkan produk, karena produknya belum fit ke market.

Untuk dapat menyesuaikan market, pertama Anda harus dapat menjawab pertanyaan siapakah target market Anda? “Semua orang” bukanlah jawabannya, karena bisnis Anda akan membutuhkan marketing yang terlalu luas dengan audience yang tidak targeted, sehingga budget Anda akan terbuang dengan sia-sia tanpa hasil yang sepadan. Dalam memetakan target market secara detail, Anda bisa menjabarkan dari segi Geographic Segmentation, Demographic/Socioeconomic Segmentation, Psychographic Segmentation, Behavioural Segmentation, dan Product-related Segmentation. Kalau Anda bisa mendefinisikan target market, maka untuk menentukan strategi marketing juga sangat mudah.

Setelah mengetahui market yang akan dituju, Anda harus menetapkan Growth Mindset. Sebagai pemimpin, Anda perlu menuangkan pemikiran-pemikiran kepada tim. Kevin sendiri selalu mengapresiasi achievement yang dicapai oleh timnya dengan share info tersebut kepada seluruh timnya. Hal ini dilakukan agar perusahaan dan tim sama-sama bertumbuh ke atas.

Langkah ketiga, Anda perlu menentukan KPI (Key Performance Indicator) yang diperlukan. Dalam kasus ecommerce, KPI mereka adalah angka traffic,  good solds, revenue dan angka customer register. Meskipun terkadang orang menganggap hal ini sebagai beban, sebenarnya KPI sangat membantu bisnis Anda untuk mencapai pertumbuhan yang dituju dengan jelas.

Untuk menciptakan sebuah produk yang dibutuhkan oleh customer, Kevin menawarkan sebuah konsep Lean Startup Loop/Feedback Loop oleh Eric Ries. Metode ini terdiri dari siklus dalam sebuah bisnis dan produk yang lebih cocok diterapkan oleh tech startup. Hakikatnya startup mengubah ide menjadi sebuah produk, kemudian mengukur respon customer, lalu mempelajari apakah dapat dilanjutkan atau berputar arah. Aktivitas perusahaan dapat terukur secara mudah karena konteksnya digital, sehingga bisa menggunakan tools sperti google analytics, termasuk mengukur aktivitas marketing dan campaign. Anda dapat membandingkan berapa budget yang dikeluarkan dengan hasil yang didapat, misalnya berapa besar tingkat awareness, berapa banyak customer yang engage, dan angka ROI yang dihasilkan.

lean-startup-cycle-eric-ries

Kevin juga membagikan sebuah ‘AARRR Framework’ dari Dave McClure yang merupakan singkatan dari ‘Acquisition, Activation, Retention, Referral, dan Revenue’.

AAARR - Dave McClure

1. Acquisition

Acquisition adalah kondisi di mana user datang ke website atau bisnis Anda dari berbagai channel yang tersedia, seperti social networks, apps & widgets, Blogs, Email, SEO, campaign, PR, Direct Marketing dan televisi. Setiap sektor bisnis memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga penggunaan marketing channel pun tidak dapat diterapkan oleh semua jenis bisnis. Oleh karena itu, Kevin menyarankan Anda untuk coba mencoba dan mengukur semua channel tersebut sampai menemukan yang paling efektif untuk bisnis Anda. Channel yang paling efektif adalah yang menghasilkan volume terbesar, biaya terendah, dan memberikan performa atau hasil yang paling bagus. Kevin sendiri menyatakan SEO dan email sebagai channel yang paling efektif untuk Printerous karena dengan biaya yang rendah bisa memberikan return yang banyak.

 

2. Activation

Ketika sudah mendapatkan customer, Anda perlu melakukan Activation agar customer aktif di tempat Anda dan tidak pergi. Caranya dengan memanfaatkan Homepage/Landing Page, contohnya untuk Printerous sendiri saat ini menyesuaikan iklan yang dipasang dengan tampilan Landing Page sesuai dengan event terdekat yaitu Valentine.

web printerous

Efektif atau tidaknya sebuah Landing Page tidak dapat diukur, maka dari itu Anda perlu mencoba-coba dan melakukan banyak A/B test, let the customer decide.

 

3. Retention

Selain memiliki customer yang aktif, Anda juga perlu mempertahankan mereka melalu berbagai cara seperti email, notification, blog ataupun content. Printerous memiliki fitur untuk menyimpan pekerjaan customer yang belum selesai, contohnya saat sedang mengedit design untuk produk yang dipilih. Pihak Printerous akan mengirimkan email kepada customer tersebut untuk mengingatkan dan menstimuli mereka untuk mencapai tahap pembayaran (convert). Seringkali banyak juga customer yang meninggalkan cart shopping mereka karena satu dan lain hal. Kevin mengatasinya dengan mengirimkan abandoned cart email yang ternyata ada presentasi customer akan kembali untuk menyelesaikan shopping cart mereka. Dengan demikian, Anda bisa memperkecil kemungkinan untuk kehilangan customer.

 

4. Refferal

Tahap keempat adalah Refferal, di mana Anda bisa mendapatkan customer baru dari existing customer. Uber, GoJek dan Grab Taxi menerapkan strategi Referral dengan  posting link ke social media yang menyebutkan jika ada teman yang register melalui link yang Anda post, maka Anda dan teman Anda akan mendapatkan kredit. Secara tidak langsung Anda mendorong customer Anda supaya mencari customer baru untuk Anda. Orang-orang hanya akan merekomendasikan produk Anda kepada orang lain jika orang tersebut merasa senang dengan produk Anda. Sehingga Anda tidak bisa mengharapkan hasil yang sama dengan saat Anda melakukan Acquisition, karena dua hal tersebut membutuhkan plan yang berbeda.

 

5. Revenue

Pada akhirnya keempat langkah ini akan menghasilkan Revenue bagi bisnis Anda. Hanya Anda yang dapat menentukan dan mengukur revenue yang didapatkan.

 

WRAP UP!

Kevin menyebutkan tujuh channel marketing yaitu: Email, Social Media, SEO, PPC (Pay Per Click) Ads, Blog (content marketing), Public Relations, dan Offline. Pengguna internet di Indonesia sendiri baru 25% dari jumlah penduduk Indonesia, sehingga Anda tidak dapat melupakan channel offline. Apabila target market Anda termasuk ke dalam orang-orang yang tidak menggunakan internet, mau tidak mau Anda harus menggunakan offline untuk menjangkau customer Anda. Karena menurut Kevin, apapun jenis bisnis Anda pasti ada saja orang (yang termasuk dalam target market Anda) yang tidak bisa dijangkau menggunakan internet.

 

Baca juga : Buattokoonline.id Workshop : Pengelolaan Stock Toko Online oleh Ramadhonanto (Sportdeca.Com)

2 thoughts on “Buattokoonline.id Workshop : How To Drive Your Startup Growth by Kevin Osmond (Founder Printerous)”

  1. Pingback: Community Meet-up oleh Startupbisnis.com dalam Event Social Media Week (SMW) 2016 | Startupbisnis.com
  2. Pingback: Community Meet-up oleh Startupbisnis.com dalam Event Social Media Week (SMW) 2016 – Demo AutoBlog

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *