Belajar Pengelolaan Ecommerce dari Ferry Tenka, Co Founder Disdus, BerryBenka, Bilna

Editor’s note : Ferry Tenka adalah co founder Disdus, Berrybenka dan Bilna. Kami pernah menginterview Ferry Tenka sebelumnya di “Bagaimana saya membangun Disdus, website Daily Deals no 1 di Indonesia”  Baru-baru ini Ferry Tenka bersama Eka Himawan dan Jason Lamuda mendirikan Bilna.com, ecommerce untuk ibu dan anak yang memperoleh pendanaan dari Cyber Agent Ventures. Kali ini kami menemuinya lagi untuk berbagi pengalaman tentang pengelolaan ecommerce. Bagaimana mengelola ecommerce, apa bedanya pengelolaan Bilna dan Berrybenka ? Mengapa masuk ke market ibu dan anak ? Bagaimana menvalidasi ide ecommerce ibu dan anak di 3 bulan pertama ? Temukan semuanya di artikel ini.

 

Apa yang penting dari sebuah ecommerce toko online ?

Menurut saya, ecommerce yang paling penting ada 4 hal

  1. Ecommerce toko online yang pertama harus dipikirkan adalah tokonya alias websitenya, harus enak dilihat, desainnya bagus, infrastruktur servernya bagus, loadingnya lumayan cepat
  2. Di Indonesia, hopefully ke depannya koneksi internet akan semakin baik, jadi orang kalau akses bisa mudah. Kalau kita tokonya makin banyak barangnya tapi internetnya begitu-begitu saja kan repot. Kita sebagai ecommerce toko online kan targetnya nationwide, tidak hanya di Jakarta, tapi juga di daerah, jadi kita berharap internet di daerah juga tambah cepat.
  3. Yang ketiga, payment gateway, payment gateway ini masalah juga di Indonesia karena ada bermacam-macam cara pembayaran, ada kartu kredit, clickpay, cash on delivery, method pembayaran yang berbeda ini jadi masalah juga untuk kita, beda sama di luar negeri yang kalau ngomongin  transaksi online pasti menggunakan kartu kredit, beda sama di Indonesia bisa ada klik bca, klik mandiri, sebentar lagi BNI juga mau buat sendiri, Kaskus punya Kaspay, everybody have their own payment method, untuk ecommerce seperti saya jadi harus maintain banyak metode, ini menyulitkan, kami harap ke depannya ada payment gateway yang wrap up everything, jadi tinggal pakai satu saja yang bisa connect ke semuanya.
  4. Berikut nya adalah operation, warehouse management seperti apa ? barang datang dari distributor ke gudang kita, barang keluar dari gudang dan dikirimkan, ini operational side yang perlu dipikirkan,

 

Kalau ketemu supplier yang dipikirkan apa saja ?

Bilna dan Berrybenka saat ini sebagai berperan menjadi platform online bagi supplier untuk berjualan online, kami ambil barang dari supplier/distributor dan sifatnya konsinyasi, jadi mereka titip jual di kita dan kalau ada yang beli, kami ambil komisi penjualan.

Perlakuan stock barang bagaimana ? Barang yang laku baru di bawa ke gudang ?

Itu tergantung value proposition dari ecommerce kita, barangnya tidak harus semua di stock di gudang, BerryBenka dan Bilna punya perbedaan.

Berrbenka kami lebih selektif memilih barang, kami men-define target market sendiri, lebih ke young profesional, harganya per item sekitar $15 – $30, model-modelnya pun mengikuti trend, kalau ada distributor/supplier mau pakai kami, ada tim merchandising yang memfilter produk, menseleksi produk, untuk Berrybenka kami memilih barangnya “deep” untuk target market kami, tidak “wide” karena sifatnya yang “deep”, kami expect tiap item terjual banyak,

Di Bilna, kami “wide” seperti departement store, kami menjual semua product apapun itu asal kebutuhan ibu dan anak, kami ingin menjadi on stop solution untuk semua kebutuhan mom, dari harga low end, middle end sampai high end semuanya ada. Tetapi di Bilna, penjualan per item biasanya tidak sebesar BerryBenka.

Tidak harus semua barang distock di gudang, tetapi kalau kita stock di gudang, it’s makes things easier. Karena kalau sudah ada di gudang, kita mau kirim kan tinggal ambil, bisa increase satisfaction di sisi customer, kalau tidak ada barang di gudang kan kita harus ambil dulu di supplier dan akan menghabiskan waktu 1 hari lagi.

Bagaimana dengan term pembayaran ?

Kami lebih sukanya monthly, jadi tiap bulan tetapkan satu tanggal untuk pembayaran semua supplier, misalnya semua transaksi di bulan November akan kami bayarkan di tanggal 3 Desember misalnya, jadi pembayaran selalu dilakukan di 1 tanggal setiap bulannya.

Bagaimana term kerjasama dengan supplier ?

Sewaktu kita baru mulai, tidak semua supplier mau konsinyasi di kita, banyak supplier juga maunya beli putus jadi kita harus stock inventori, beberapa supplier juga maunya kita yang ambil di gudangnya dia, tidak semua supplier se-cooperative itu untuk mengikuti sistem yang kita buat.

Harga di marketpun tidak “pasti”, harga di market sering beda-beda tiap toko,  harga di Metro, Mangga dua dan Carefour bisa beda, harga di supplier ada juga yang unik, kalau kita beli putus harganya bisa jauh lebih murah daripada kalau kita konsinyasi, misal kalau beli putus bisa dapat harga Rp.20,000, kalau konsinyasi harganya 80,000, bisa sampai 4x nya, jadi kemungkinan barang ini tidak ada orang yang beli dong dengan harga 80,000?