Ini adalah artikel part 3 tentang belajar email marketing tentang bagaimana meningkatkan open rate dari email. Artikel part 1 tentang “introduction” bisa Anda baca di Micro dan Macro Yes, Value dan Cost Force – Mengenal Konsep-Konsep Terpenting Dalam Email Marketing untuk Bisnis Online sedangkan part 2 tentang “capture” bisa Anda baca di Belajar Email Marketing: Bagaimana Mengurangi Cost Force – Prinsip dan Studi Kasus Capture Email.
Pembelajaran tentang email ini bisa digunakan untuk pebisnis toko online kecil, sampai level besar seperti Traveloka, bahkan juga perlu diketahui untuk pendiri startup marketplace. Karena memang banyak jenis bisnis online berkomunikasi dengan user/customernya dengan email.
Setelah mempunyai list e-mail, saatnya kita membuat dan mengirim e-mail. Berbicara tentang mengirim e-mail, tentu yang pertama muncul di pikiran kita adalah : Bagaimana agar email kita dibuka oleh konsumen dan kapan waktu yang tepat untuk mengirim e-mailnya?
Kita perlu ingat, bahwa yang kita lakukan bukanlah “Spray & Pray” : spamming e-mail dan berharap ada yang merespon. Timing tentunya sangat berpengaruh dan itu yang membedakan e-mail Anda dengan e-mail spam. Kita harus tahu kapan dan apa alasan kita mengirim e-mail.
Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih dalam.. Saya akan memberikan sebuah contoh sebagai pemanasan.
Saya akan memberikan 3 contoh macam-macam subject email dan Anda harus menebak subject email manakah yang dapat menghasilkan open rate yang lebih besar dari setiap contohnya.
Contoh 1
Dari 4 macam subject line di atas, mana yang menurut Anda memiliki open rate yang paling tinggi? A, B, C, atau D?
Jawabannya adalah versi D memiliki Open rate yang paling tinggi. Sebelum menjawab hal tersebut, simaklah contoh ke 2 dan ke 3 terlebih dahulu
Contoh 2
Dari versi A dan versi B, mana kah yang memiliki Open rate lebih tinggi? Versi A atau B?
Jawabannya adalah, ya versi B memiliki Open rate yang lebih tinggi. Mari kita simak contoh terakhir.
Contoh 3
Manakah yang memiliki open rate yang paling tinggi dari 2 versi di atas? Versi A atau versi B?
Ya Versi A memiliki open rate yang lebih besar dari versi B.
Pertanyaan nya sekarang adalah, bagaimana bisa?
Dan,
Yang perlu kita perhatikan adalah :
1. Banyak orang yang menggangap bahwa email adalah :
- Sebuah media atau sarana pemaksaan
- Sumber spam
2. Langkah untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan :
- Memberikan alasan yang tepat dari email yang kita berikan
- Menampilkan problem secara jelas agar konsumen paham tentang apakah isi dari email tersebut
Contohnya seperti berikut :
Dari gambar 1 kita dapat melihat, ketidakjelasan dari pengirim dan subject yang diberikan, berbeda dengan gambar ke 2. Dalam gambar 2 kita dapat mengetahui bahwa email tersebut berasal dari Brian Johnson dengan posisi Technical Support Manager dan memiliki subject yang jelas sehingga orang-orang dapat mengetahui tentang apakah isi dari email tersebut.
Ada beberapa strategi untuk menggunakan subject yang tepat sesuai dengan alasan nya.
- Permintaan Informasi –> (Sesuai dengan informasi yang diminta…)
- Customer Service –> ( Pesan penting dari….)
- Masalah terhadap pemesanan –> ( Apakah anda memiliki masalah terhadap…)
- Kesempatan khusus –> ( Sebuah undangan untuk kesempatan….)
- Koneksi Affiliate –> ( Penawaran khusus untuk…)
- Tindakan sebelumnya –> ( Tahun lalu, Anda membeli…)
Sekarang kita ambil contoh pembahasan awal tadi.
Dari gambar di atas terlihat bahwa gambar 2 memberikan gambaran tentang problem dari subject line yang diberikan sehingga konsumen dapat mengetahui kesempatan yang mereka bisa dapatkan dan membuat open rate meningkat sebesar 10%.
Kriteria yang perlu Anda perhatikan ketika mengangkat suatu problem adalah :
- Besarnya biaya yang timbul akibat masalah tersebut.
- Relevansi dari masalahnya
- Tingkat kesulitan untuk menyelesaikan masalah tersebut
- Apakah masalah tersebut adalah masalah baru
- Seberapa manusiawi masalahnya
Mari kita lihat lagi contoh selanjutnya
Dalam gambar 1 terlihat bahwa subject line sudah dijelaskan namun dalam gambar 2 terdapat informasi tambahan tentang proses dari perubahan tersebut sehingga dapat memberikan solusi dari masalah yang mungkin dihadapi oleh customer dan membuat open rate meningkat sebesar 25%.
Saat yang tepat untuk mengirim email
Kita harus tahu bahwa inbox saat ini merupakan sebuah medan perang. Orang-orang sudah pusing dan kewalahan dengan email yang masuk dan secara natural mereka akan memilih manakah email yang disimpan dan harus dihapus. Oleh karena itu kita harus pintar dalam membuat sebuah email.
Ada 3 faktor yang harus Anda perhatikan ketika membuat subject line :
- Relevansi – Apakah email saya relevan dengan pelanggan saya?
- Kepentingan – Apakah email saya penting bagi pelanggan?
- Urgensi – Seberapa urgent email tersebut? Apakah pelanggan merasa harus membuka email secepatnya atau masih bisa nanti?
3 faktor di atas lah yang akan membuat seseorang memprioritaskan email yang ada, apakah harus disimpan atau dihapus.
Lihat contoh di bawah
Pada gambar 1 terlihat tidak adanya relevansi, kepentingan dan urgensi yang dijelaskan. Namun pada gambar 2 terdapat relevansi, mereka tahu jenis komputer yang saya gunakan dan saya tahu itu berasal dari Technical Support Manager. Kepentingan, saya tahu bahwa mereka dapat membantu saya untuk meningkatkan peforma komputer saya. Urgensi, ada diskon yang diberikan sebesar 50% hanya untuk hari itu.
Relevansi
Menjadi relevan berarti harus menjadi oportunis, tidak hanya dengan subject line yang tepat namun kita juga harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengirim email tersebut.
Meclabs membuat sebuah percobaan yaitu mengirimkan email dan subject line yang sama dari hari senin sampai minggu pada jam 3 pagi dan 3 sore sehingga mempunyai 14 percobaan email.
Importance
E-mail yang Anda kirimkan pada customer harus dapat menjawab setidaknya salah satu dari pertanyaan ini :
- Apakah e-mail Anda membantu customer menyelesaikan masalah tertentu?
- Apakah e-mail Anda membantu customer untuk save money?
- Apakah e-mail Anda menyediakan informasi yang berharga bagi customer?
- Apakah e-mail Anda menarik bagi customer?
Coba kita lihat contoh berikut
Pada subject line pertama tidak menunjukkan sebuah hal yang penting dibandingkan dengan subject line kedua. Subject line kedua menjelaskan bahwa pinjaman tersebut di bawah rata-rata sebesar 2,7% dan menambahkan bahwa mereka dapat memberikan solusi di bawah 1 menit sehingga hal tersebut dapat meningkatkan open rate sebesar 7%.
Contoh selanjutnya adalah
Hanya dengan memindahkan kalimat yang penting pada subject line di atas yaitu 50% pada akhir kalimat menjadi di awal kalimat, dapat meningkatkan open rate dari email sebesar 33%.
Urgensi
Urgensi adalah keadaan mendesak yang berhubungan dengan tawaran yang sifatnya memaksa baik antara si penerima (yang sedang mengalami) situasi dan sifat dari tawaran itu sendiri.
Ada 2 jenis urgensi yaitu natural urgensi dan artificial urgensi (buatan)
Berikut adalah contoh Natural Urgensi
Kemudian contoh dari Artificial urgensi
Jadi seperti itu lah keseluruhan untuk membuat orang membuka email yang kita kirim dan kapan kah waktu yang tepat untuk mengirimkan email-email tersebut. Banyak poin-poin yang harus diperhatikan agar email yang kita kirim tidak langsung di hapus dan dianggap spam oleh customers kita. Semoga membantu
Baca Juga
Struktur Email untuk Me-Recover Cart Abandonment dan Meningkatkan Penjualan Toko Online
5 Cara Efektif dalam Mendapatkan Email Konsumen bagi E-commerce Anda