Beberapa hari yang lalu saya mampir ke acara Asosiasi Ecommerce yang membahas tentang travel. Di acara ini Henky Prihatna, Indonesia country consultant menyampaikan bahwa peningkatan keyword search di Indonesia yang terkait dengan travel selama beberapa tahun terakhir sangat luar biasa dan mencapai 800%. Keyword yang disearch misalnya yang terkait dengan flight, rute, destinasi wisata, hotel.
Di acara ini juga di-mention beberapa kali tentang “Google Five Stages of Travel” oleh Anna Evrida (Garuda Indonesia) dan Henky Prihatna yang merupakan pemaparan customer journey dari calon customer dari awal punya impian untuk travel sampai dengan melakukan perjalanan kemudian membagi experiencenya kepada teman-teman.
Tahapan dalam “Google Five Stages of Travel” cukup menarik perhatian saya karena dengan sedikit modifikasi sebenarnya juga bisa diterapkan dalam jenis bisnis lain selain travel.
Jika Anda bertanya pada kebanyakan traveler ada berapa tahapan berbeda yang terlibat dalam tindakan bepergian / travel secara umum, sebagian besar orang akan mengenal dua di antaranya: tahap riset (research phase) dan tahap pemesanan (booking phase).
Google memiliki jawaban lain di mana Google telah mengidentifikasi 5 tahapan perjalanan, dan sebagai marketer online, adalah penting bagi kita untuk menyasar pelanggan di masing-masing poin dalam proses pembelian itu.
Tahap 1: Dreaming / Bermimpi
Sebagai seorang traveler, Anda harus memulai dengan mimpi. Mungkin Anda melihat sebuah billboard dengan gambar sunset spektakuler di Hawaii yang dihias dengan kalimat sederhana: “Visit Hawaii.”. Mungkin teman Anda baru memposting video dari upaya lucu mereka berselancar di Maui di Facebook. Atau, mungkin keponakan kecil Anda baru saja mengambil ukulele dan tiba-tiba pikiran Anda mengembara ke pulau yang dipenuhi bunga.
Terlepas dari bagaimana ide memasuki kepala Anda, saat ini Anda mulai membicarakannya dengan teman dan keluarga, dengan santai melemparkan ide untuk menuju ke negara Aloha di tahun depan. Benih telah ditanam, dan tidak akan memakan waktu lama bagi pohon kelapa untuk tumbuh.
Mengapa tahap ini penting ?
Pada tahun 2011, 49 % para wisatawan dilaporkan melakukan riset online setelah melihat iklan di internet. Cetuskan hal ini lebih awal dan doronglah tamu potensial untuk bergerak melalui 5 tahap perjalanan ini. Mimpi adalah apa yang memulai pelanggan potensial melalui siklus pembelian.
Jadi, bagaimana sebuah hotel mencapai para pemimpi ini dalam tahap 1?
E-mail marketing: Jangkau existing guest Anda (tamu yang sudah ada di database) dengan e-mail campaign di waktu yang tepat. Mudah-mudahan Anda telah menggunakan database e-mail Anda dengan baik; atau Anda telah rajin mengumpulkan e-mail di resepsionis, dan sekarang memiliki daftar berisi wisatawan yang hanya tinggal menunggu ide liburan yang sempurna. Tempatkan ide dalam pikiran mereka.
Media sosial: Dorong tamu-tamu sebelumnya untuk berbagi pengalaman melalui saluran media sosial Anda. Akhir dari perjalanan mereka dapat menjadi pemicu perjalanan wisatawan di masa depan. Perluas jangkauan word-of-mouth dengan mendorong tamu Anda untuk berbagi dan berinteraksi dengan komunitas online. Komponen media sosial harus hadir dalam setiap tahapan dan membantu untuk mendekatkan hotel pada pengguna selama proses berlangsung. Namun, hal ini lebih krusial sebagai peluang word-of-mouth marketing ketika orang mulai bermimpi dan mencari tahu tentang potensi perjalanan mereka.
Buat Blog tentang hal tersebut: Membuat blog baru di luar website resmi perusahaan Anda memungkinkan Anda untuk membuka kemungkinan konten-konten baru dan menarik. Dengan blog baru, Anda tidak terikat oleh batas-batas halaman akomodasi, halaman makanan, halaman jasa dan sebagainya. Blog tentang hal-hal yang perlu dilakukan di kota Anda, tentang restoran baru yang menakjubkan yang baru saja dibuka dekat hotel Anda, atau, menginformasikan para pembaca mengenai konferensi Star Wars yang datang ke kota Anda. Blog ini memungkinkan Anda untuk menghasilkan banyak konten baru secara teratur, dan hal terbaiknya, mesin pencari menjelajah konten baru ini dengan cepat, memberikan banyak kesempatan mendapat peringkat untuk kata kunci niche baru.
Tahap 2 : Planning / Merencanakan Masterplan
Sekarang Anda telah membuat mereka berpikir. Seorang konsumen ‘random’ sekarang menjadi traveler potensial karena Anda telah berhasil memicu minat mereka. Tapi jalan yang Anda lalui masih panjang sebelum Anda menggelar karpet merah untuk mereka. Hotel Anda hanyalah salah satu dari banyak di awan-ide samar tujuan dan lokasi potensial. Bahkan, selama siklus perjalanan konsumen ini, ia sudah akan mengunjungi lebih dari 20 situs perjalanan yang berbeda di lebih dari 9 sesi riset terpisah yang mereka lakukan di Internet. Yap, Anda punya beberapa pesaing. Pertanyaannya adalah: bagaimana Anda membantu konsumen meringkas kekacauan riset online ini ?
Mengapa tahap ini penting ?
- Rata-rata wisatawan mengunjungi lebih dari 20 situs perjalanan yang berbeda sebelum melakukan pemesanan.
- 62% wisatawan menggunakan Internet untuk mengumpulkan informasi tentang perjalanan mereka.
Jadi, bagaimana sebuah hotel bisa menjangkau para travel planner ini dalam tahap 2?
Diversifikasi: Konsumen meneliti setidaknya pada 20 situs perjalanan yang berbeda. Ini berarti bahwa wisatawan akan memeriksa semua jenis saluran untuk mengumpulkan penelitian tentang liburan mereka: TripAdvisor, OTA (Online Travel Agency), situs web hotel, pencarian Google, blog, media sosial, dan banyak lagi. Memang benar bahwa Anda sebagai pengusaha travel mungkin tidak bisa online di mana-mana sekaligus (terutama dengan anggaran sederhana), tetapi kuncinya adalah untuk menciptakan just enough presence – cukup hadir saja – di situs tersebut untuk setidaknya memiliki kesempatan berjuang. Namun, berhati- hatilah agar tidak menyebarkan diri Anda terlalu sedikit.
Mesin pencari mengoptimalkan situs web Anda: Mudah-mudahan Anda tidak menunggu sampai sekarang untuk menyadari bahwa website Anda harus dioptimalkan. Tahap 2 dan 3 adalah di mana usaha SEO Anda mulai memperlihatkan hasil. Pastikan Anda telah melakukan penelitian kata kunci menyeluruh untuk menentukan apa yang pelanggan Anda cari. Apakah Anda mengoptimalkan konten di website resmi hotel Anda? Bagaimana dengan situs independen Anda sendiri?
Optimalkan local listing / daftar lokal Anda: Google Maps atau Bing Maps juga berperan membantu wisatawan. Bila Anda pengusaha hotel atau travel, pastikan daftar hotel Anda di hasil local search sudah diklaim dan sepenuhnya dioptimalkan sehingga wisatawan dapat menemukan Anda ketika mereka menyelidiki tujuan potensial mereka.
Bersihkan daftar OTA (Online Travel Agent) Anda: Saya paham bahwa Anda tidak suka OTAs. Mereka tidak selalu menempatkan hotel Anda sebagai peringkat satu di kota, dan mereka menggerogoti rate Anda dengan komisi mereka yang terus tumbuh. Namun, jika Anda memilih keluar dari OTA atau tidak mengoptimalkan daftar Anda, Anda kehilangan salah satu peluang pertama bagi hotel Anda untuk berada di depan pelanggan. Terlepas apakah Anda suka atau tidak, orang senang dengan situs travel comparison. Hotel pun tidak terkecuali dalam tren belanja online ini. Situs-situs seperti Expedia membuatnya begitu mudah untuk membandingkan Anda dan semua pesaing Anda. Seharusnya itu “kriminal”, jika tidak sangat membantu bagi konsumen. Dan sebenarnya tidak semua OTA buruk bagi hotel. Anda mungkin harus terjun ke game ini, tetapi Anda tidak harus menyukainya.
Mengelola reputasi online Anda: Daftar di Google Alerts untuk memantau online buzz tentang hotel, tanggapi ulasan TripAdvisor (baik dan buruk), mengatasi komentar pada saluran media sosial Anda dan hanya menyadari apa yang dikatakan pengguna online tentang hotel Anda secara umum. Jika Anda kurang mendengar dan berkomunikasi, Anda membiarkan konsumen yang paling vokal menentukan nasib Anda. Jangan hanya duduk di pinggir lapangan.