Setiap situs e-commerce selalu mengalami satu masalah yang sama, yaitu “cart abandonment” atau keadaan di mana pengguna hanya menambahkan produk ke keranjang mereka tanpa benar-benar membelinya. Para UX Designers pun bekerja sama dengan web developers untuk mecegah terjadinya hal tersebut. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu kamu agar para pelanggan bisa terdorong melakukan proses checkout:
1. Buatlah Fitur Browsing yang Sederhana dan Minimalis
Proses checkout akan menentukan apakah visitor akan membeli atau tidak. Maka dari itu, semua fitur untuk browsing, menu yang tampil dari bagian kiri, dan berita-berita mengenai produk-produk terbaru, janganlah sampai berlebihan. Konten yang terlalu banyak pada halaman checkout, bisa mengalihkan perhatian pelanggan dari tujuannya melakukan pembelian.
Setelah pelanggan melakukan checkout, situsmu harus segera mengarah ke halaman yang menunjukan proses finalisasi pembelian. Anda selalu bisa menawarkan pilihan ke halaman ‘go back to your shopping’ atau berbelanja lagi, tapi pastikan jika halaman finalisasi pembelian tersebut tidak memuat fitur-fitur/konten yang tidak perlu.
Dibanding memberikan penawaran lewat konten/fitur-fitur yang bisa memusingkan pelanggan, lebih baik menawarkan page yang sederhana dan bebas dari gangguan-gangguan yang mengalihkan perhatian pelanggan dari checkout. Cobalah untuk memanfaatkan ruang kosong, buat tata letak yang jelas dan terfokus. Dengan menjadikan fitur browsing yang minimalis, kamu bisa memastikan perhatian pelanggan tetap pada laman checkout-mu.
2. Tampilkan Multi-Step Process
Tampilkan pengarahan ke laman checkout dengan multi-step process. Pastikan agar pelanggan memahami tiap step yang mereka ikuti dan berapa step yang harus dilakukan untuk menyelesaikan proses checkout. Jumlah multi-step yang jelas akan menghindari pengguna dari kebingungan, dan mencegah mereka meninggalkan keranjang belanja mereka.
Hal yang penting lainnya adalah biarkan pelanggan mengetahui jika mereka bisa mengubah atau membatalkan pesanan mereka pada salah satu step. Ini menunjukkan pada pelanggan, jika mereka melakukan kesalahan terhadap penambahan pesanan mereka, itu bisa diperbaiki tanpa harus me-restart ulang proses belanja mereka.
3. Tambahkan tombol “Back”
Sebelum mengarahkan pelanggan ke halaman pembayaran atau payment page, Anda harus memberikan mereka rincian jelas pesanan mereka dengan tombol ‘back’. Memungkinkan mereka untuk kembali dan mengubah data yang telah mereka masukkan atau mengatur ulang pesanan mereka, adalah hal yang penting bagi pelanggan. Terutama ketika mereka melakukan kesalahan saat menambahkan produk, mereka bisa mengaturnya ulang setiap saat.
Beberapa situs, dalam proses ‘back’ atau kembali, sering kali bermasalah dengan munculnya pop-up atau pesan eror yang mengganggu, jadi pastikan Anda tidak melakukan kesalahan seperti ini. Karena, hal tersebut bisa sangat menyebalkan, terutama bagi pelanggan yang tengah melakukan pembelian lewat perangkat telepon/ponsel.
Ketika pelanggan ingin mengunjungi kembali halaman sebelumnya atau revisit, semua data yang sebelumnya mereka masukkan ke formulir, haruslah sudah disimpan. Mengisi kembali data yang sama akan membuat pelanggan malas. Kuncinya di sini adalah menggunakan sistem penyimpanan data, seperti $_SESSION atau WP_Session, yang bisa menyimpan data semi-permanen, mulai dari data interaksi pelanggan dengan keranjang belanjaan mereka.
4. Buatlah Registrasi Pelanggan yang bersifat Opsional
Jangan memaksa pelanggan untuk mendaftarkan akun mereka sebelum mereka bisa berbelanja. Berikan mereka pilihan untuk mendaftar selama proses checkout. Mengapa harus menganggu proses belanja mereka dengan permintaan registrasi? Lebih baik menunggu sampai pelanggan selesai membeli dan bersedia meluangkan waktu mereka untuk mendaftar.
Namun, untuk beberapa pelanggan, mengisi registrasi tetap merupakan salah satu bentuk gangguan. Meminta mereka untuk login atau registrasi adalah pertimbangan yang cukup menganggu bagi pelanggan, karena itu berarti Anda meminta mereka untuk mengingat informasi yang telah mereka isi, atau jika lupa, mereka harus mengisi formulir baru lagi.
Itu sebabnya mengapa lebih baik menyediakan dua pilihan dalam melakukan pembelian. Pertama, untuk pelanggan yang terdaftar, dan yang kedua, untuk mereka yang berstatus guest/pengunjung. Tujuan utamanya tentulah agar mereka mengisi formulir untuk kepentingan pengiriman dan pembayaran, tapi, memberikan pilihan bagi pelanggan dalam hal ini adalah sesuatu yang bagus. Terlebih lagi, jika jenis produk yang kamu jual bukanlah sesuatu yang harus dibeli pelanggan secara rutin dan teratur.
5. Berikan Kemudahan bagi Pelanggan dalam Mengubah Data/Pesanan
Pelanggan bisa saja melakukan kesalahan dalam proses pembelian. Jadi, memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk mengubah atau memperbaiki ulang pesanan mereka di tengah-tengah proses checkout, bisa berdampak baik. Sediakan tombol ‘remove’ pada masing-masing item/produk. Cobalah untuk memasukkan tombol ‘remove’ dalam tiap item/produk, dibanding meminta pelanggan menuliskan ‘0’ pada suatu ruang kosong untuk tiap item yang ingin dibatalkan.
Lalu, tempatkan juga tombol ‘Continue Shopping’ dekat dengan spesifikasi pemesanan. Cara ini bisa membantu pelanggan melihat apakah pesanan mereka sudah benar atau belum, jika ada kesalahan, mereka bisa dengan cepat mengaturnya ulang dengan memilih item lainnya.
Tampilan yang tepat untuk proses checkout, bisa mengatasi masalah yang kerap melanda bisnis online beberapa tahun terakhir ini, yaitu cart abandon rate atau customer mengabaikan keranjang belanja tanpa adanya pembelian. Maka dari itu, penting untuk mengetahui apa yang ada di kepala pelanggan, dan melakukan sesuatu yang bisa mendorong mereka melakukan pembelian.