Artikel ini berasal dari workshop Buattokoonline.id yang disupport oleh DOKU, penyedia pembayaran elektronik terdepan di Indonesia bersama dengan Microsoft, Perusahaan pemimpin di dunia piranti lunak yang memiliki beragam produk untuk UKM.
Salah satu workshop kami bulan lalu adalah content marketing yang dibawakan oleh Anthony Reza (Getcraft). Selain itu saya juga memberikan sedikit sharing tentang content marketing. Berikut ini sebagian sharing saya tentang introduction content marketing.
Kenapa Content Marketing
Content marketing sudah jelas merupakan trend yang akan semakin besar (Baca : http://buattokoonline.id/berbagai-macam-survey-berikut-ini-menunjukkan-effort-apa-yang-terpenting-bagi-digital-marketing-ukm/) jadi Anda tidak bisa mengabaikannya begitu saja.
Content marketing secara umum memiliki banyak fungsi, seperti meningkatkan brand awareness, customer retention/loyalty, Lead Generation, Website Traffic, menempatkan brand Anda sebagai thought leadership/influencer, meningkatkan sales dan lead nurturing.
“Content” untuk toko online bisa berupa blog post yang membicarakan produk Anda (cara pakai, review), product description, termasuk file gambar produk Anda juga bisa dibilang content tentu saja. Ada pendapat yang bilang bahwa blogpost tidak harus membicarakan produk, tetapi hal-hal yang menjadi interest dan kebutuhan dari target market. Misalnya jika Anda brand jualan susu bayi dengan target market ibu-ibu, maka Anda tidak harus selalu menulis konten tentang susu atau bayinya, tetapi apapun yang menjadi interest ibu muda. Jika ada film lagi tayang di bioskop yang cocok untuk ibu-ibu, maka Anda bisa membahasnya (ini sering disebut “social object” Antara produk Anda dengan customer)
Dalam banyak kasus toko online, social objectnya tidak menarik dan mengedukasi customer jadi kurang relevan (atau – relevan-relevan saja tetapi tidak terlalu keren) – misalnya Anda menjual teralis, bubur plastik, kabel .. maka goal Anda melakukan content marketing adalah menciptakan kondisi long tail dari produk Anda di search engine.
Bagaimana menciptakan kondisi long tail ?
Dalam hal ini saya belajar dari seorang mahasiswa semester 4 yang menghasilkan penjualan 50 juta per bulan hanya dari internet dengan cara membuat artikel (outsource sampai ribuan artikel) untuk mentarget keyword longtail dari produk yang dijual. Ia mendapatkan targeted keyword dari Google Keyword Planner – keyword dengan search volume tinggi sampai rendah di bawah 50 – bahkan sampai yang tidak ada searchnya (tertulis “—” kalau di Google Keyword Planner). Namun dalam membangun konten Anda harus aware pada update terbaru Google di mana Google menginginkan expert writer untuk konten Anda – bukan hanya kuantitas (Baca : Google Search Quality Guidelines)
Gambaran dari effort Anda akan seperti ini :
Di awal-awal berdiri toko online Anda harus fokus pada “buying intention keyword” yaitu keyword dengan kata-kata seperti jual, beli, murah, Jakarta, KW yang mengandung brand/spesifikasi/type karena memiliki chance besar untuk terconvert. (Baca : http://startupbisnis.com/belajar-bisnis-online-bagaimana-memaksimalkan-keefektifan-marketing-bagi-startup-anda/)
Search volume dari buying intention keyword biasanya kalah besar dibandingkan browsing intention keyword, di sinilah peranan dari content marketing, untuk memperluas jangkauan keyword Anda. Termasuk juga membangun base konten yang kuat di mata Google – makin banyak konten maka indexing Anda akan semakin besar, semakin besar chance calon customer “nyasar” ke website Anda saat melakukan search di Google.
Mengenal “Content”
Semua berawal dari customer persona
Sebelum membuat konten untuk calon customer Anda, Anda harus tahu mengapa mereka membutuhkan produk Anda, Demografi customer (sex,age,income,location) seperti apa yang membutuhkan konten Anda, Apa background mereka (job? career path, background family), Apa goal mereka ? (primary goal, secondary goal?), Apa challenges mereka lalu Anda analisa konten seperti apa yang perlu Anda buat untuk membantu mereka mencapai goalnya dan mengatasi challenge yang mereka hadapi. Anda bisa mendownload buyer persona template di sini.
Expiring Vs Evergreen
Content untuk blogpost terbagi menjadi dua jenis, expiring content (berbentuk berita yang punya tanggal kadaluarsa) dan evergreen content yang tidak memiliki tanggal kadaluarsa. Ke dua konten ini memiliki efek jangka panjang yang berbeda terhadap traffic.
70 20 10
Dalam membuat konten, komposisi konten Anda adalah :
70% Konten standar tentang produk Anda, cara menggunakan produk, review, komparasi dll
20% Konten yang bersifat expansif, sedikit menyerempet kontroversi, mencoba menemukan tipe audience baru
10% Konten yang sangat inovatif dan beresiko
Subdomain ? subfolder ?
Jika domain utama Anda adalah ecommerce, blog Anda ditempatkan di mana ? Blog.domainAnda.com atau domainanda.com/blog ? Menurut hasil pengujian Moz, jawabannya adalah domainanda.com/blog karena memberikan ranking benefit.
Beda Stage, beda konten
Apakah customer Anda baru kenal brand Anda ? (top of the funnel) atau sedang dalam tahap pertimbangan untuk membeli ? (middle of the funnel) Atau sudah siap membeli ? (bottom of the funnel) Beda stage, beda konten. Baca : Tofu, Mofu, Bofu untuk strategi content marketing
Repurposing content
1 konten yang Anda buat (mis.PDF) bisa diolah lagi menjadi bentuk lain. Di contoh ini misalnya 1 ebook bisa di repurpose menjadi 1 infografis, 6 blog post, 1 email blast, 1 landing page, 1 power point slide. (Baca : http://marketeer.kapost.com/example-of-a-content-pillar/#axzz3sjzGsOh3)

Demikian sedikit sharing saya tentang introduction content marketing untuk toko online.